SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA DAN TINGGALKAN PESAN ANDA

Senin, 23 Maret 2009

Proposal Futsal

PROPOSAL PENGIRIMAN TIM FUTSAL

A. LATAR BELAKANG
Semakin maju dan meningkatnya Prestasi dalam Olahraga merupakan sebuah fenomena yang menarik para ilmuwan dan pakar – pakar Olahraga. Pencapaian prestasi Olahraga yang lebih baik perlu didukung oleh adanya prasarana dan sarana yang menunjang. Untuk itu perlu adanya persiapan dana yang cukp besar guna mencapai prestasi yang maksimal.
Selain daripada itu peningkatana prestasi Olahraga tidak hanya di dukung oleh adanya dana, namun perlu adanya pembinaan secara rutin dari tingkat sekolah sedini mungkin dari tingkat SD hingga SMA dan repetisi / banyak sedikitnya penyelenggaraan kejuaraan / even – even kegiatan di tingkat daerah. Hal ini belum cukup namun perlu adanya perhatian dan campur tangan pihak pemerintah. Maka dari itu tepatlah kiranya bila pemerintah mencanangkan program yang berbunyi “ Memasyarakatkan Olahraga dan Mengolahragakan Masyarakat. “ Pencanangan ini dimaksudkan untuk menumbuhkan kembali semangat dalam melakukan Olahraga. Selain itu juga dapat digunakan untuk menggali potensi yang ada tersebar di seluruh wilayah Nusantara pada Ummnya dan Khususnya Kabupaten Landak. Untuk itu peru diadakannnya penjaringan dan Pembinaan atlit FUTSAL wilayah kabupaten landak ini guna mempersiapkan Tim FUTSAL yunior di Pontianak pada bulan Januari 2009.
B. PERMASALAHAN
Dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Pencapaian prestasi Olahraga yang lebih baik perlu didukung oleh adanya prasarana dan sarana yang menunjang.
2. Pencapaian prestasi Olahraga yang lebih baik perlu didukung oleh adanya pembinaan secara rutin sedini mngkin dari tingkat SD hingga SMA.
3. Pencapaian prestasi Olahraga yang lebih baik perlu didukung oleh adanya campur tangan pihak pemerintah daerah.
4. Pencapaian prestasi Olahraga yang lebih baik perlu didukung oleh repetisi / Sedikit dan banyaknya kegiatan kejuaraan yang dilaksanakan di tingkat daerah
5. Pencapaian prestasi Olahraga yang lebih baik perlu didukung oleh adanya tenaga Profesionalisme di bidang Olahraga ( Pelatih, Pembina, Manajemen, maupun Guru Olahraga ).
6. Pencapaian prestasi Olahraga yang lebih baik perlu didukung oleh adanya dana yang cukup Signifikan.
7. Pencapaian prestasi Olahraga yang lebih baik perlu didukung oleh Peranserta / bantuan Pihak Swasta ( Perusahaan / Pribadi ).
8. Pencapaian prestasi Olahraga yang lebih baik perlu didukung oleh adanya niat Atlit dan kemauan Masyarakat untuk mengembangkannya.
C. NAMA KEGIATAN
Jenis Kegiatan yang akan diikuti adalah ”Kompetisi FUTSAL Pelajar Tingkat SMP se – Kalimantan Barat di Pontianak tanggal 23 - 30 januari 2009.”
D. MANFAAT KEGIATAN
Hasil yang diharapkan dari Kegiatan Kompetisi FUTSAL adalah :
1. Sebagai Wahana untuk menggali dan menjaring potensi atlit FUTSAL daerah di Kabupaten Landak.
2. Sebagai Wahana untuk menggali dan menjaring potensi atlit FUTSAL daerah di Provinsi Kalimantan Barat.
3. Sebagai Wahana untuk menyalurkan minat dan bakat atlit FUTSAL daerah di Provinsi Kalimantan Barat.
4. Sebagai Wahana untuk Mengevaluasi Program Pembinaan FUTSAL daerah di Provinsi Kalimantan Barat.
5. Sebagai Wahana untuk pemilihan dan pembentukan tim FUTSAL daerah Provinsi Kalimantan Barat.
6. Sebagai wahana untuk meningkatkan dan pembinaan mental bertanding.
E. PENUTUP
Dengan Memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Penyusunan Proposal Keikutsertaan Kompetisi FUTSAL SMP N 1 Ngabang Tingkat Pelajar se Kalimantan Barat di Pontianak tanggal 23 – 30 bulan Januari 2009, akhirnya dapat terselesaikan dengan baik. Menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan ini, kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak sebagai bahan masukan atau pedoman dalam pembinaan atlit FUTSAL di wilayah Kabupaten Landak Khususnya dan Kalimantan Barat pada umumnya, Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu menyertai usaha dan perjuangan kita.Amin
PELATIHAN TINGKAT DASAR BOLA BASKET

Pelatih (Coach)
Lahirnya seorang juara tidak dapat lepas dari peranan pelatih, atlit dengan bakat pembawaannya merupakan modal dasar lahirnya seorang juara. Persaingan ketat dalam olahraga dewasa ini telah melibatkan para ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu, sehingga untuk dapat memenangkan pertandingan tidaklah cukup bermodalkan bakat, dan mutlak diperlukan masukan dari berbagai disiplin ilmu, dan pelatih adalah pemeran utamanya.
Pelatih disamping harus menguasai ilmu kepelatihan juga di harapkan menguasai ilmu pendukung lainnya antara lain :
a. Ilmu Physiology
b. Ilmu Anatomy
c. Ilmu Psykology
d. Ilmu Biomechanica
e. Ilmu Statistic
f. Ilmu Motor Learning
g. Ilmu Pedagogy
h. Ilmu Nutrition
i. Ilmu Sociology
j. Test and Measurement
k. Sport Medicine
l. History
Apabila seseorang sudah berniat menjadi seorang pelatih salah satu cabang olahraga, maka sebenarnya ia sudah harus mempersiapkan dirinya untuk menjadi contoh yang baik daripada atlit yang dilatihnya. Sebagai seorang pelatih maka ia akan menjadi titik perhatian atlitnya dan secara tidak langsung pelatih tersebut sering menjadi contoh bagi para atlitnya. Dengan demikian maka seorang pelatih harus dapat memberikan contoh baik sebagai guru, bapak, teman atau sahabat dari para pemainnya. Setiap pelatih juga perlu memahami sifat-sifat kepribadiannya sendiri untuk dapat menyadari kelemahan-kelemahannya dan selanjutnya berusaha mengatasi kelemahan tersebut. Pada hakekatnya tidak ada manusia yang sempurna, juga pelatih harus menyadari bahwa upaya untuk kekurangan yang ada pada dirinya selalu perlu dilakukan.
Gambaran kepribadian pelatih dengan berbagai sifat sebagai cirinya, yang oleh Tutko dan Richard (1971) dibedakan dalam lima gaya kepemimpinan pelatih, bukanlah satu-satunya cara untuk dapat memahami kepribadian pelatih. Kepribadian manusia dapat dibedakan atas sifat-sifat yang dimilikinya, dan kombinasi dari sifat-sifat tersebut dapat bervariasi berpuluh-puluh kemungkinan variasi sehingga dapat menimbulkan lebih dari lima gaya kepemimpinan pelatih.
Banyak ahli di bidang kepelatihan telah memberikan pandangannya tentang kualifikasi yang harus dipenuhi bilamana seorang pelatih menginginkan dirinya menjadi seorang pelatih yang baik dalam Rice (1975) memiliki ciri-ciri diantaranya sebagai berikut :
m. Kemampuan profesional sebagai guru, baru kemudian menjadi pelatih
n. Mengetahui cara melatihnya
o. Memiliki kepribadian yang baik
p. Memiliki karakter yang bik

Tiada Pembinaan

OLAH RAGA PAKUM

Olahraga di Kabupaten Landak

Saat ini perkembangan Olahraga di kab.Landak mengalami kemunduran, hal ini dapat kita lihat dan saksikan kegiatan setiap harinya boleh dikatakan sangat kurang atau memang tidak ada aktivitas yang dilakukan oleh kaum muda dalam hal ini pelajar yang notabene pelajar merupakan penerus bangsa.Banyak pelajar baik dari tingkat SD,SMP dan SMA yang hanya membuang waktu tiap harinya untuk santai dan tidak memanfaatkan waktu sedikitpun untuk melakukan Olahraga.Hal ini dipicu oleh karena dari pihak pemerintah sendiri tidak aktif dalam usaha meningkatkan pembinaan Olahraga.Untuk meningkatkan prestasi Olahraga perlu dukungan dan andil dari pihak pemerintah dalam hal ini KONI, PENGKAP, PEMBINA OLAH RAGA, dan para pelajar sendiri.

Indikasi Kepakuman Olahraga Kabupaten Landak

Dapat di katakan dalam 1 tahun kegiatan Olahraga di kab. Landak hanya dilakukan 1 kali dalam 1 tahun itupun pada saat HUT Kemerdekaan RI.Maka dari itu jangan banyak berharap kalau keadaan seperti ini dipertahankan Landak mempunyai memiliki atlit berprestasi di tingkat daerah maupun nasional.
Prestasi Olahraga daerah dan Nasional hanya dapat dilakukan dengan pola pembinaan dari usia dini yaitu sejak SD, SMP danSMA.Pembinaan Olahraga hanya dapat dilakukan/dapat diraih dengan pembinaan dan dukungan dana yang cukup serta pengelolaan manajemen yang transparan dari pengurus.
Selama ini KONI Kab.Landak hanya duduk manis dan tidak ada kreativitas untuk menunjukkan niatnya memajukan Olahraga di daerah ini.Perlu disadari bahwa Olah raga merupakan sarana untuk menyehatkan tubuh dan merupakan alat yang tepat untuk mencegah terjadinya suatu penyakit, dengan berolahraga badan menjadi sehat dan pikiran menjadi jernihdan dapat meningkatkan kinerja setiap orang yang melakukannya.

Harapan Penulis

Maka dari itu mari kita bangun Kab.Landak ini untuk memulai dari awal terhadap pembinaan Olahraga sejak dini sehingga kedepan kita punya atlit-atlit yang handal.dan saya berharap KONI, PENGKAP, PEMBINA OLAH RAGA bergerak bersama-sama jangan hanya duduk tetapi harus mendata cabang olahraga apa yang saat ini aktip melakukan pembinaan dan berikan dukungan dana untuk melaksanakan pembinaan, lebih dari itu juga harus turun ke lapangan cek dengan benar apa kegiatannya. Mari bangun Landak demi prestasi daerah dan nasional.

Pendidikan Jasmani

GERAKAN OLAHRAGA INDONESIA

1. Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Sejak manusia lahir di dunia, ia telah berjuang untuk mempertahankan kehidupan yang wajar, untuk dapat hidup dengan tenaga dan pikirannya. Untuk itu manusia memperkembangkan kekuatan fisik dan jasmani supaya badannya cukup kuat dan tenaganya cukup terlatih, menjadi tangkas untuk melakukan perjuangan hidupnya. Disamping itu menjadi kebutuhan hidup tiap manusia dan menjadi sifat manusia untuk mencoba kekuatan dan ketangkasannya dengan manusia-manusia lain.

Definisi Pendidikan Jasmani ialah pendidikan yang mengaktualisasikan potensi aktivitas manusia yang berupa sikap tindakan dan karya untuk diberi bentuk, isi, dan arah menuju kebulatan kepribadian sesuai dengan cita-cita kemanusiaan. Pendidikan Jasmani merupakan terjemahan kata demi kata dari Negara barat : Lichamelijke opvoeding-Physical Education-Physique Libes Erziehung. Pendidikan Jasmani bukanlah imbangan terhadap pendidikan rokhani, jasmani dan rokhani merupakan satu kesatuan yang tidak dipisahkan. Pendidikan Jasmani di sekolah merupakan dasar yang baik bagi perkembangan olahraga di luar sekolah. Olahraga dan pendidikan jasmani tidak dapat dipisahkan karena keduanya sangat erat hubungannya dan saling mempengaruhi.

2. Tujuan Pendidikan Jasmani
Sebagai tujuan umum dapat dikemukakan pembentukan anak menjadi manusia yang sempurna. Tujuan Utama Pendidikan Jasmani al:
a. Mempertinggi Kesehatan yang positif
b. Mempertinggi daya tahan
c. Memperbesar tenaga otot
d. Mempertinggi keseimbangan emosional
e. Mempertinggi effisiensi daru fungsi alat tubuh
f. Mempertinggi daya ekspresif dan daya kreatif
g. Mempertinggi ketangkasan membela diri dalam keadaan darurat
h. Mempertinggi kecekatan untuk menjalankan pekerjaan
i. Mempertinggi kecekatan untuk tujuan rekreatif
j. Memupuk sifat-sifat kepemimpinan
k. Memupuk perasaan bersatu
l. Memupuk sifat yang positif untuk memajukan kesehatan
m. Memupuk kesadaran untuk bertanggung-jawab

3. Tujuan Olahraga
Tujuan utama olahraga bukanlah pembangunan fisik saja melainkan juga pembangunan mental dan spiritual. Olahraga (Lama) ialah merupakan suatu kegiatan yang dilakukan atas pilihan sendiri yang bermaksud menguatkan diri baik phisik maupun psychis tanpa mengharapkan suatu hasil materiil tetapi mengharapkan kenaikan prestasi. Olahraga (baru) ialah membentuk manusia Indonesia Pancasila yang fisik kuat-sehat berprestasi tinggi, yang memiliki kemampuan mental dan ketrampilan kerja yang kritis kreatif dan sejahtera. Jadi Olahraga ialah suatu usaha untuk mendorong, membangkitkan, mengembangkan dan membina kekuatan jasmaniah maupun rokhaniah pada tiap manusia. Lebih tegas dikatakan bahwa olahraga untuk mempertahankan existensi kemanusiaan dan untuk melakukan cita-cita hidup bangsa.

4. Olahraga merupakan pembentukan fisik dan mental
Pembentukan fisik

Introducing Sport Education

Our main objective was for year 10 pupils to take part in PESS with greater confidence. We also wanted pupils to value each other’s contributions and to become more independent learners.

What did we do?

We introduced Sport Education – a 14 to 16 curriculum package that encourages young people to take more responsibility for their own learning – into two year 10 units of work. We arranged for one teacher to attend a half-day INSET course on Sport Education then to team teach with two more teachers.

We taught each unit of work over a block of six weeks, using Youth Sport Trust resources (we plan to develop our own materials next year). We introduced pupils to the concepts of leader, official, referee, team manager, coach and assistant coach and started them thinking about their preferred area by looking at job descriptions for the different roles.

The pupils worked in teams throughout the units, helping each other to adopt different roles. Some helped to plan activities and events, including inter-form matches with up to 70 participants. Planning sessions covered whole weeks, with pupils asking for direction from staff when necessary. We also introduced self- and peer-assessment strategies for evaluating activities. Each lesson ended with verbal feedback, and each week one team received more targeted support from a member of staff.

We gave the year 10 pupils the opportunity to practise their leadership skills in extra-curricular clubs. They started to lead warm-up sessions and to coach B teams and year 7 and 8 teams. We held a netball refereeing coaching course for those who had opted for a refereeing role and encouraged them to referee year 7 and 8 practice sessions.

We introduced sports award assemblies across the PE department, where pupils received badges for achievement. We praised pupils for giving demonstrations in lessons and gave certificates for inter-form events and for participation in sport and PE.

What difference did we make?

We saw pupils’ confidence improve. We surveyed a group of 34 year 10 girls who lacked confidence before and after taking part in the two units of work using a Sport Education approach. At the outset, 50 per cent of the group said they were confident about demonstrating in lessons, 30 per cent felt confident enough to demonstrate and lead activities, and 25 per cent were willing to try coaching. By the end of the two units, the number confident about demonstrating and leading activities had risen to 60 per cent.

The pupils became more independent learners, which allowed us to change our teaching approach. In the first week’s lesson, we spent most of our time directing pupils. Within a couple of sessions, the pupils had taken more responsibility for organising themselves. This allowed us to focus on specific pupils or skills. Pupils with weaker subject knowledge still needed more input but, with prompting, solved problems and analysed their work.

At the start of the year, few of the pupils valued each other’s contributions. As they worked together in these units and in the extra-curricular clubs, we saw pupils’ listening and teamwork improve. They became more willing to listen to other people’s opinions and those with strong personalities did not dominate quite as much.

The impact on the whole school has yet to be seen, but our department now recognises the value of Sport Education and is going to use it in years 8, 9 and 10 next year.

How did we collect information?

We collected information to show the success of this work by:

  • surveying a focus group of pupils at the start and end of the year, using a questionnaire based on the high quality outcomes
  • observing and assessing pupils at the start and end of each unit
  • moderation meetings within the PE department and externally.
THE OBJECTIVE OF SUBJECT OF INSTRUCTION.

The objective of instruction of comparative analysis in organising physical education and sport is to give the students a scientific theory and metodology concerning the subject, so that the students have the capability in mastering theories and also could be able in implementing, analysing carefully of symptoms that arise in some countries or societies as a consequence in implementing their systems of physical and sport.. The concept of physical education and sport as an integral part of the education system will be much bound at the system of education in each country. It’s different with sport that is not only conducted in educational scope but also in the society. There is no definition of comparative study and sport that will be accepted universally, but in general can be said that “comparative physical education and sport ” is a comparative analysis concerning characters and outstanding development concerning physical education and sport at two countries or more, as well as area, society and culture, in order to investigate about the differeces and the similarities.
Course outline
Instruction number
1. Idea and Meaning
2. Scope
3. History
4. Metodology
5. Physical education in the elementary school
6. Physical education in high school
7. Intramural and extramural in school
8. Physical education and sport in university
9. Professional preparation and coaching profession
10. Competition progam of international sport organisation
11. Amatuerism and professionalism
12. Sport for all activities in some countries
13. Rules, regulations or laws in physical education and sport.
14. Sport and politics
15. Sport and economy
16. Sport and mass media.
Required books.
1. Bennet, Bruce L., Howell, Maxwell L, and Simri, Uriel, Comparative Physical Education and Sport, Philadelphia: Lea & Febiger, 1983.
2. H.M. Arifin, Ilmu Perbandingan Pendidikan, Jakarta: P.T. Golden Terayon, 1995.
3. Houlihan, Barrie, Sport, Policy and Politics, A Comparative Analysis, London and New York: Routledge, 1997.
Reference books.
1. Riordan, James, Sport in Soviet Society, Cambridge, London, New York, Melbourne: Cambridge University Press, 1977.
2. Van Dalen, Deobold B., and Bennet, Bruce L., A World History of Physical Education, Cultural, Philosophical , Comparative Englewood Cliffs, N.J. Prentice Hall, 1971.
3. Haag, Herbert, Kayser, Dietrich, and Bennet, Bruce L., (editor), Comparative Physical Education and Sport, Volume 4, Champaign, Ilinois : Human Kinetics Publishers, Inc., 1987.
Related Posts
• Psikologi Olahraga : Dimensi Psikososial Dalam Olahraga (Apr 21, 2008)
• THEORY OF SPORTS COACHING (Apr 21, 2008)
• Philosophy Of Sport Education (Apr 21, 2008)
• Development Of The Sports Program (Apr 21, 2008)
• Dimensi Pedagogis Kepelatihan Olahraga (Apr 21, 2008)

Sejarah Olahraga

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN OLAHRAGA

1. Pengaruh dan Kegiatan Olahraga

Dalam sejarah dan perkembangan olahraga di Indonesia kita akan dapat menarik suatu garis yang kian lama kian menanjak

Masyarakat Indonesia yang dinamis akan mengakui bahwa persekutuan hidup itu hidup dan tidak hanya mengalami pengaruh pikiran dan kemampuan manusia individu saja bahkan juga mengalami pengaruh zaman dalam perkembangan ilmu pengetahuan modern seperti sekarang ini.

Olahraga memberi kesempatan yang sangat baik untuk menyalurkan tenaga dengan jalan yang baik di dalam lingkungan persaudaraan dan persahabatan untuk persatuan yang sehat dan suasana yang akrab dan gembira.

Tetapi kini kita menghadapi kubu-kubu yang kuat baik yang merupakan alam pikiran, sikap hidup, tradisi dan kebiasaan yang semuanya adalah peninggalan penjajahan ditambah dengan feodalisme semenjak 350 tahun yang lalu. Dan kadang-kadang kubu-kubu itu tidak dapat kita lihat tetapi dapat kita rasakan karena sembunyi di dalam diri manusia.

Karena itu kita harus menyelami alam pikiran pandangan dan sikap seseorang untuk dapat membantu dia membuang sisa-sisa penjajahan yang masih bersarang dalam dirinya untuk secara sadar membantu gerakan olahraga.

Dalam hal ini prestasilah yang memegang peranan dan merupakan factor yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Prestasi yang kita miliki selain mengangkat nama dan mengharumkan derajat bangsa Indonesia di dunia, suatu prestasi yang tinggi oleh seorang olahragawan Indonesia dapat membangkitkan dalam diri warga Negara, rasa bangsa yang sebesar-besrnya, semangat kebangsaan yang menyala-nyala dan jiwa persatuan yang sehebat-hebatnya sehingga terbangkit kekuatan-kekuatan baru pada dirinya dan mempunyai hasrat yang benar untuk ikut di dalam gerakan keolahragaan.

2. Sejarah Sport dan Olahraga

Sport berasal dari bahasa Latin ”disportare” atau “deportare” dalam bahasa Itali”deporte” yang artinya penyenangan, pemeliharaan atau menghibur untuk bergembira. Dapatlak dikatakan bahwa sport ialah kesibukan manusia untuk menggebirakan diri sambil memelihara jasmaniah. Sedangkan antara sport dan bermain terdapat hubungan yang erat dan mempunyai sangkut paut yang bersifat strukturil, bahwa sport adalah sebuah bentuk dari bermain yang lebih sempurna. Tetapi tidaklah dikatakan bahwa semua bentuk bermain adalah sport. Sport adalah sesuatu yang terkembang dari bermain, merupakan hasil perpaduan dari :

a. Kebutuhan akan ketangkasan jasmani

b. Kebutuhan akan kesanggupan untuk mengatasi situasi

c. Kebutuhan akan mencapai nilai-nilai keindahan

d. Kebutuhan akan kegembiraan yang menyegarkan (rekreasi)

Olahraga, sport merupakan gabungan dari segala latihan jasmani yang diadakan orang dengan sukarela untuk memperkuat dan mempersanggup tenaga tubuh, demikian juga selaras dengan itu memajukan pemusatan perhatian, kemauan.

3. Sejarah Olympic Games, Olympiade Kuno

Untuk pertama kalinya pesta olahraga Olympiade dilangsungkan dalam tahun 776 SM sebagai penghormatan kepada dewa Yunani Zeus di kota Olympia di tepi sungai Alphecis Yunani.Olympiade Kuno ini dilakukan setiap 4 tahun sekali. Peserta dalam Olympiade kuno hanya untuk laki-laki, perempuan tidak diperkenankan. Pada tahun 394 SM Emperior dari Roma Theodosius Akbar yang berkuasa waktu itu menghentikan dan melarang pertandingan-pertandingan Olympiade Kuno tersebut.

Olympiade Modern

Pada bulan Juni 1894 seorang sarjana Perancis ahli sejarah dan Pendidikan bernama Baron Piere de Coubertin yang dilahirkan di Paris tanggal 1 Januari 1863 mengundang dan mengumpulkan wakil-wakil dari beberapa Negara untuk membentuk Olympiade Modern. Maka pada tanggal 23 Juni 1894 keputusan 15 negara untuk mengadakan Olympiade gaya baru dengan agenda pertandingan olahraga tiap 4 tahun sekali. Maka dengan ini pada tahun 1896 di Athena (Yunani) Olympiade Modern I di adakan kembali.

4. Indonesia dalam dunia Olahraga Internasional

Usaha untuk memperkenalkan Indonesia kepada dunia olahraga internasional dilakukan dengan jalan mengirimkan atlit-atlit kita ke Asian Games I di New Delhi pada tahun 1951 dan ke Olympic Games ke XV di Helsinki pada tahun 1952

Sabtu, 21 Maret 2009

Pentingnya ICT

PENTINGNYA PENDIDIKAN TIK
(Redemtius S, S.Pd)

Standard Kompentensi dan Kompetensi Dasar 2006 lahir sebagai respons terhadap perkembangan dan perubahan kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara. Perkembangan dan perubahan yang dimaksud adalah mulai berlakunya peraturan perundang-undangan yang baru tentang otonomi daerah. Hal ini membawa implikasi terhadap paradikma pengembangan kurikulum, antara lain pembaruan dan diversifikasi kurikulum serta antisipasi keadaan masa datang dalam mempersiapkan generasi muda yang memiliki kompetensi multidimensional.

Standard Kompetensi dan Kompetensi Dasar 2006 dikembangkan untuk memberikan dasar-dasar pengetahuan, ketrampilan, keahlian bertahan hidup, dan perkembangan belajar yang membangun integritas sosial serta mewujudkan karakter nasional. Standard Kompetensi dan Kompetensi Dasar 2006 juga memudahkan guru dalam meyajikan pengalaman belajar yang sejalan dengan prinsip belajar sepanjang hayat (learning for live) yang mengacu pada 4 pilar pendidikan universal, yaitu belajar mengetahui (learning to know), belajar melakukan (learning to do), belajar menjadi diri sendiri (learning to be yourself), dan belajar hidup dalam kebersamaan (learning to live together).

Mengingat strategis kedudukan Standard Kompetensi dan Kompetensi Dasar 2006 untuk menciptakan tatanan yang kompeten dan cerdas dalam membangun identitas budaya bangsa, SMP Negeri 1 Ngabang Kabupaten Landak sebagai salah satu sekolah yang peduli terhadap tercapainya tujuan pendidikan nasional, berusaha memberikan kontribusi nyata melalui penerapan Materi Pendidikan TIK (tehnologi informasi dan komunikasi) secara nyata dan berkuwalitas yang materinya sesuai dengan Standard Kompetensi dan Kompetensi Dasar 2006.

Seiring berkembangnya masyarakat Ngabang Kabupaten Landak yang semakin progresif, semakin berkembang pula pendidikan formal dan non formal atau menyelaraskan pendidikan itu sendiri kearah progresifitas yang ada hal inilah yang semakin kita rasakan sebagai kalangan pendidik dengan tanpa melepas rasa tanggung jawab moral sebagai insan Indonesia Sejati untuk selalu berinofasi dalam pencapaian akselerasi pendidikan itu sendiri khususnya pendidikan TIK (tehnologi informasi dan komunikasi). Di era dunia maya (internet) yang sekarang ini menjadi gaya hidup masyarakat baik dikota besar maupun di daerah-daerah yang baru berkembang, tentunya kita sebagai kalangan pendidik tidak bisa tinggal diam dan menutup mata akan perubahan yang kita lihat dan rasakan disekitar lingkungan kita, SMP Negeri 1 Ngabang Kabupaten Landak menyikapi perubahan tersebut dengan meningkatkan pendidikan TIK (tehnologi informasi dan komunikasi) agar dalam penetrasi terhadap siswa nyata, sehingga baik pola pikir maupun gaya hidup siswa tidak terjebak dalam pengaruh negative dunia maya (internet).

Pengenalan akan perangkat Computer sebagai sarana pencapaian Pendidikan TIK merupakan perioritas SMP Negeri 1 Ngabang Kabupaten landak, tentunya didukung pula dengan pemberian materi Software sebagai pendukungnya, serta didukung kerjasama dinamis dengan salah satu Yayasan Pendidikan TIK (tehnologi informasi dan komunikasi) bertaraf Nasional “TARUNA MANGGALA INDONESIA” semakin memantapkan langkah SMP Negeri 1 Ngabang Kabupaten Landak dalam pencapaian secara maksimal Sekolah berbasis full tehnologi.

Fasilitas Laboratorium yang dimaksimalkan sedemikian rupa membawa dampak yang besar terhadap pengenalan siswa akan piranti TIK (tehnologi informasi dan komunikasi) sehingga sekolah dengan basis full tehnologi dapat benar-benar terwujud dan menjadi jawaban bagi masyarakat Ngabang yang rindu mendapat sentuhan tehnologi dalam kehidupan sehari-hari guna bersaing di era yang semakin global ini. Belajar dari pengalaman dan etos kerja yang maksimal menjadi gaya hidup para pendidik yang sudah 50 tahun sejak berdirinya SMP Negeri 1 Ngabang Kabupaten Landak tetap exist dan menjadikan SMP Negeri 1 Ngabang Kabupaten Landak sebagai salah satu sekolah tujuan masyarakat Ngabang untuk menyekolahkan putra-putrinya mendapat Pendidikan yang maksimal. Hal tersebut sudah terbukti dan bukti nyata akan perkembangan tehnologi yang sekarang ini kita lihat dan rasakan bahwa Ngabang adalah kota yang mengalamai perkembangan yang sangat signifikan terutama dibidang tehnologi, bukti nyata tersebut dapat kita lihat dengan terbentuknya secara otomatis komunitas-komunitas IT baik dilingkup formal maupun non formal, hal tersebut juga dapat dilihat dari sisi munculnya pengusaha-pengusaha yang mulai membaca komunitas IT dan merefleksikannya dengan berdirinya beberapa tempat warnet sebagai muara dari pengenalan akan tehnologi bagi masyarakat sekitar.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan SMP Negeri 1 Ngabang dalam KBM (kegiatan belajar mengajar) terutama TIK (tehnologi Informasi dan Komunikasi) antara lain, :
Sebagai Sekolah tertua di Kabupaten Landak, SMP Negeri 1 Ngabang Kabupaten Landak mengajak sekolah-sekolah lain untuk menjadikan tehnologi sebagai base line guna mempersiapkan generasi-generasi yang tangguh dan handal. Harapan kami sebagai kaum pendidik tentunya akan dapat terlaksana dengan maksimal apabila terjalin hubungan yang harmonis antara Pemerintah, Sekolah, dan Lembaga-Lembaga terkait serta masyarakat luas sebagai PSM (peran serta masyarakat) yang mampu merespon segala bentuk perubahan jaman guna membantu Pemerintah dalam upaya “mencerdaskan kehidupan bangsa”.
Semoga dengan paparan dan foto-foto diatas dapat bermanfaat bagi yang membacanya, dan besar harapan kami agar sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Landak khusnya dan Kalimantan Barat umumnya untuk merespon TIK (tehnologi informasi dan komunikasi) menuju Indonesia Bangkit melalui Generasi yang tangguh dan handal akan tehnologi.

Sejarah

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN OLAHRAGA

1. Pengaruh dan Kegiatan Olahraga

Dalam sejarah dan perkembangan olahraga di Indonesia kita akan dapat menarik suatu garis yang kian lama kian menanjak

Masyarakat Indonesia yang dinamis akan mengakui bahwa persekutuan hidup itu hidup dan tidak hanya mengalami pengaruh pikiran dan kemampuan manusia individu saja bahkan juga mengalami pengaruh zaman dalam perkembangan ilmu pengetahuan modern seperti sekarang ini.

Olahraga memberi kesempatan yang sangat baik untuk menyalurkan tenaga dengan jalan yang baik di dalam lingkungan persaudaraan dan persahabatan untuk persatuan yang sehat dan suasana yang akrab dan gembira.

Tetapi kini kita menghadapi kubu-kubu yang kuat baik yang merupakan alam pikiran, sikap hidup, tradisi dan kebiasaan yang semuanya adalah peninggalan penjajahan ditambah dengan feodalisme semenjak 350 tahun yang lalu. Dan kadang-kadang kubu-kubu itu tidak dapat kita lihat tetapi dapat kita rasakan karena sembunyi di dalam diri manusia.

Karena itu kita harus menyelami alam pikiran pandangan dan sikap seseorang untuk dapat membantu dia membuang sisa-sisa penjajahan yang masih bersarang dalam dirinya untuk secara sadar membantu gerakan olahraga.

Dalam hal ini prestasilah yang memegang peranan dan merupakan factor yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Prestasi yang kita miliki selain mengangkat nama dan mengharumkan derajat bangsa Indonesia di dunia, suatu prestasi yang tinggi oleh seorang olahragawan Indonesia dapat membangkitkan dalam diri warga Negara, rasa bangsa yang sebesar-besrnya, semangat kebangsaan yang menyala-nyala dan jiwa persatuan yang sehebat-hebatnya sehingga terbangkit kekuatan-kekuatan baru pada dirinya dan mempunyai hasrat yang benar untuk ikut di dalam gerakan keolahragaan.

2. Sejarah Sport dan Olahraga

Sport berasal dari bahasa Latin ”disportare” atau “deportare” dalam bahasa Itali”deporte” yang artinya penyenangan, pemeliharaan atau menghibur untuk bergembira. Dapatlak dikatakan bahwa sport ialah kesibukan manusia untuk menggebirakan diri sambil memelihara jasmaniah. Sedangkan antara sport dan bermain terdapat hubungan yang erat dan mempunyai sangkut paut yang bersifat strukturil, bahwa sport adalah sebuah bentuk dari bermain yang lebih sempurna. Tetapi tidaklah dikatakan bahwa semua bentuk bermain adalah sport. Sport adalah sesuatu yang terkembang dari bermain, merupakan hasil perpaduan dari :

a. Kebutuhan akan ketangkasan jasmani

b. Kebutuhan akan kesanggupan untuk mengatasi situasi

c. Kebutuhan akan mencapai nilai-nilai keindahan

d. Kebutuhan akan kegembiraan yang menyegarkan (rekreasi)

Olahraga, sport merupakan gabungan dari segala latihan jasmani yang diadakan orang dengan sukarela untuk memperkuat dan mempersanggup tenaga tubuh, demikian juga selaras dengan itu memajukan pemusatan perhatian, kemauan.

3. Sejarah Olympic Games, Olympiade Kuno

Untuk pertama kalinya pesta olahraga Olympiade dilangsungkan dalam tahun 776 SM sebagai penghormatan kepada dewa Yunani Zeus di kota Olympia di tepi sungai Alphecis Yunani.Olympiade Kuno ini dilakukan setiap 4 tahun sekali. Peserta dalam Olympiade kuno hanya untuk laki-laki, perempuan tidak diperkenankan. Pada tahun 394 SM Emperior dari Roma Theodosius Akbar yang berkuasa waktu itu menghentikan dan melarang pertandingan-pertandingan Olympiade Kuno tersebut.

Olympiade Modern

Pada bulan Juni 1894 seorang sarjana Perancis ahli sejarah dan Pendidikan bernama Baron Piere de Coubertin yang dilahirkan di Paris tanggal 1 Januari 1863 mengundang dan mengumpulkan wakil-wakil dari beberapa Negara untuk membentuk Olympiade Modern. Maka pada tanggal 23 Juni 1894 keputusan 15 negara untuk mengadakan Olympiade gaya baru dengan agenda pertandingan olahraga tiap 4 tahun sekali. Maka dengan ini pada tahun 1896 di Athena (Yunani) Olympiade Modern I di adakan kembali.

4. Indonesia dalam dunia Olahraga Internasional

Usaha untuk memperkenalkan Indonesia kepada dunia olahraga internasional dilakukan dengan jalan mengirimkan atlit-atlit kita ke Asian Games I di New Delhi pada tahun 1951 dan ke Olympic Games ke XV di Helsinki pada tahun 1952